Rabu, 04 Januari 2012

Pengemis Marak di Ranai

Pengemis Marak di Ranai
Senin, 12 December 2011 00:00

RANAI- Sejumlah pengemis atau peminta-minta terlihat marak di di Kota Ranai, Minggu (11/12). Mereka tidak hanya berada di persimpangan jalan, menunggu belas kasihan pengendara tetapi juga muncul di warung makan dan rumah warga.

Sholeh Ariyanto, Liputan Natuna Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan sekaligus meresahkan warga sekitar. Warga berharap, Pemkab serius menangani para pegemis tersebut. Sebab jika tidak, ini akan menjadi bom waktu yang pada akhirnya menjadi masalah sosial.

Samila, pedagang sayur di pasar Ranai mengatakan, pengemis tersebut kerap meminta uang di pintu masuk pasar sayur, Ranai. Mereka rela nongkrong berjam-jam hanya untuk mendapat uang receh dari pedagang dan pembeli.

" Yang saya tahu, ada dua orang yang kerjanya hanya mengemis, satu badannya agak tinggi dan masih gagah. Satu lagi sudah tua. Mereka nongkrong di pasar antara jam 9-10 pagi, " tutur Samila.

Menanggapi maraknya pengemis di kota Ranai, Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Natuna, Agus Supardi mengaku juga pernah melihat para pengemis di sejumlah titik di kota Ranai.

Agus yakin pengemis tersebut bukan warga asli Natuna, melainkan pendatang yang mencoba mencari peruntungan di Kota Ranai.
”Kami sudah mengetahuinya. Karena itu, kami menugaskan salah seorang staf untuk mendata dan memberikan pengarahan pada gepeng (gelandangan dan pengemis) itu. Nanti setelah mengetahui data para pengemis itu, kami akan memberikan pembinaan," ujar Agus belum lama ini.

Para pengemis tersebut, menurut Agus, pada umumnya sudah berusia lanjut, dan itu yang membuat pihaknya kesulitan menanganinya. Kalau pun diberikan pembinaan, tapi butuh kerja keras dari Dinas Sosial supaya pengemis ini mau diajak dan diberi pembinaan.

Kemudian, lanjut Agus, supaya pendataan pengemis ini bisa dilakukan secara maksimal. Dinsos membutuhkan kerjasama dengan seluruh masyarakat. Kerjasama tersebut seperti mencoba menanyakan dari mana pengemis itu berasal, tinggal dimana selama berada di Natuna, serta bagaimana ceritanya bisa datang ke Natuna.

" Bagi masyarakat yang bertemu pengemis mohon difoto, kemudian foto tersebut, bisa diserahkan ke Dinsos untuk dijadikan bahan laporan," kata Agus.

Praktik meminta uang kepada pengguna jalan di perempatan maupun di warung, cukup mengganggu ketertiban umum. Untuk itu, dinas sosial akan berkoordinasi dengan Satpol PP Kabupaten Natuna untuk melakukan penertiban. Ini juga sebagai langkah untuk menghilangkan para gepeng dari kabupaten Natuna.

" Jika keberadaan mereka sudah sangat menganggu dan jumlahnya sudah cukup banyak, kita akan berkoordinasi dengan Satpol-PP untuk menertibkan mereka," papar Agus.***
Senin, 12 December 2011 00:00

RANAI- Sejumlah pengemis atau peminta-minta terlihat marak di di Kota Ranai, Minggu (11/12). Mereka tidak hanya berada di persimpangan jalan, menunggu belas kasihan pengendara tetapi juga muncul di warung makan dan rumah warga.

Sholeh Ariyanto, Liputan Natuna Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan sekaligus meresahkan warga sekitar. Warga berharap, Pemkab serius menangani para pegemis tersebut. Sebab jika tidak, ini akan menjadi bom waktu yang pada akhirnya menjadi masalah sosial.

Samila, pedagang sayur di pasar Ranai mengatakan, pengemis tersebut kerap meminta uang di pintu masuk pasar sayur, Ranai. Mereka rela nongkrong berjam-jam hanya untuk mendapat uang receh dari pedagang dan pembeli.

" Yang saya tahu, ada dua orang yang kerjanya hanya mengemis, satu badannya agak tinggi dan masih gagah. Satu lagi sudah tua. Mereka nongkrong di pasar antara jam 9-10 pagi, " tutur Samila.

Menanggapi maraknya pengemis di kota Ranai, Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Natuna, Agus Supardi mengaku juga pernah melihat para pengemis di sejumlah titik di kota Ranai.

Agus yakin pengemis tersebut bukan warga asli Natuna, melainkan pendatang yang mencoba mencari peruntungan di Kota Ranai.
”Kami sudah mengetahuinya. Karena itu, kami menugaskan salah seorang staf untuk mendata dan memberikan pengarahan pada gepeng (gelandangan dan pengemis) itu. Nanti setelah mengetahui data para pengemis itu, kami akan memberikan pembinaan," ujar Agus belum lama ini.

Para pengemis tersebut, menurut Agus, pada umumnya sudah berusia lanjut, dan itu yang membuat pihaknya kesulitan menanganinya. Kalau pun diberikan pembinaan, tapi butuh kerja keras dari Dinas Sosial supaya pengemis ini mau diajak dan diberi pembinaan.

Kemudian, lanjut Agus, supaya pendataan pengemis ini bisa dilakukan secara maksimal. Dinsos membutuhkan kerjasama dengan seluruh masyarakat. Kerjasama tersebut seperti mencoba menanyakan dari mana pengemis itu berasal, tinggal dimana selama berada di Natuna, serta bagaimana ceritanya bisa datang ke Natuna.

" Bagi masyarakat yang bertemu pengemis mohon difoto, kemudian foto tersebut, bisa diserahkan ke Dinsos untuk dijadikan bahan laporan," kata Agus.

Praktik meminta uang kepada pengguna jalan di perempatan maupun di warung, cukup mengganggu ketertiban umum. Untuk itu, dinas sosial akan berkoordinasi dengan Satpol PP Kabupaten Natuna untuk melakukan penertiban. Ini juga sebagai langkah untuk menghilangkan para gepeng dari kabupaten Natuna.

" Jika keberadaan mereka sudah sangat menganggu dan jumlahnya sudah cukup banyak, kita akan berkoordinasi dengan Satpol-PP untuk menertibkan mereka," papar Agus.***

1 komentar:

  1. blogger ranai datang,,
    http://ghanihendrika.blogspot.com/

    kunjung & follow yaa,,

    BalasHapus

Powered By Blogger

Motor Ajudan Pribadi Ku

Motor Ajudan Pribadi Ku